Kata “pemuda” akan membuat orang berpikir tentang agent of change, semangat yang membara, kekuatan yang
tiada habisnya, daya kreasi yang tak pernah terhenti, dan generasi untuk
kepemimpinan Negara di masa depan. pemuda adalah sebuah subjek yang memegang
parananan penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat.
Tapi, pada saat ini
banyak masalah yang mengintai siswa SMP dan SMU, seperti masalah tawuran
yang dicatat Komisi Perlindungan Anak (KPA), enam bulan pertama tahun 2012 ini
ditemukan 139 kasus tawuran antar pelajar. Sebanyak 12 pelajar tewas dan
sisanya luka berat dan ringan.. Kasus paling akhir adalah tawuran antar siswa
SMU 6 dan SMU 70 Jakarta yang menewaskan Alawy siswa SMAN 6 Jakarta pada 24
September lalu.
Kasus Narkoba di kalangan pelajar juga terus
meningkat dan makin membuat miris. Menurut data Badan Narkotika Nasional DKI,
tercatat pada 2011, kasus narkoba yang menjerat SMP sebanyak 1.345. Pada
tingkat SMA, 3.187 pelajar terancam rusak masa depannya karena barang haram ini
(Republika.co.id, 26/5).
maraknya
seks bebas
di kalangan remaja. Banyak survei memberi bukti. Akibatnya. angka aborsi di
kalangan remaja tinggi. Total dari 2008 – 2010 jumlahnya sebanyak 2,5 juta
kasus. Mirisnya, berdasarkan data yang dimiliki Komnas PA, dari 2,5 juta kasus
aborsi, sebanyak 62,6 persen dilakukan anak di bawah umur 18 tahun.
Dan
Masih ada sederet masalah lain mengancam remaja termasuk siswa SMP dan SMU. Di
tengah situasi semacam itu, justru muncul tuduhan tentang Rohis sarang teroris Yang lebih parah lagi kemerosotan keimanan dan takwa kepada
Allah SWT, sangat jauh sekali dari nilai-nilai ajaran islam yang mayoritas
penduduk indonesia bahkan pemudanya sekalipun beragama islam. Agama hanya
dijadikan kedok untuk menutupi kesalahan, agama hanya di jadikan sebagai
aktivitas ritual saja.
Lalu sekarang, apakah masih layak pemuda masa kini di sebut
sebagai “Agen Of change”? Faktanya keberadaan pemuda sekarang sangat
jauh sekali dari peran “Agen Of Change” itu sendiri. Lalu apa benar
demokrasi dan nasionalisme yang dari dulu menopang indonesia ini merupakan asas
untuk kebangkitan indonesia? Kalau benar seperti itu sudah jauh dari dulu
indonesia mengalami dinamisme kebangkitan. Tapi pada faktanya demokrasi hanya
memberikan kemaslahatan pada individu-individu saja. Intinya demokrasi telah “gagal
total” untuk mensejahterakan rakyat. Cukup sabarkah pemuda masa kini
dengan keadaan ini hingga enggan bergerak, Atau hanya geram tanpa ada action,
padahal di satu sisi masih ada solusi yang dapat mengeluarkan rakyat dari
permasalahan ini.
pemuda harus menyadari bahwasannya islam itu rahmat bagi seluruh
alam. Islam itu tidak sesempit sebagai aktivitas ritual saja, tetapi islam itu
mencakup seluruh aspek kehidupan, mengatur seluruh aspek kehidupan dengan syariahnya,
baik pada bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial, bidang
politik, bidang keamanan pertahanan dan sebagainya. Untuk menerapkan
syariah ini maka harus ada sistem pemerintahan islam sendiri untuk menanunginya
yaitu Khilafah. Salah jika ada orang yang beranggapan bahwa non-muslim tidak
akan sejahtera, hak beragama non-muslim di kekang, atau ketika islam
tegak semua orang non-muslim itu beralih agama menjadi islam. Pandangan
tersebut salah karena pada massa kepemimpinan Umar bin Khattab ra beliau tidak
diam saja ketika kedhaliman yang menimpa orang-orang non muslim. Seperti
kasus kezaliman seorang anak penguasa di wilayah propinsi Mesir di masa
kepemimpinannya.
Dengan hal itu, apakah ketika ada solusi terbaik didepan kita,
maka kita akan abaikan saja? Tentu tidak. Pemuda masa kini wajib bicara soal
syariah karena Syariah Islam merupakan satu-satunya pilihan dan konsekuensi
keimanan kita kepada ALLah SWT dan Rasul-Nya. Syariah hal yang rasional
untuk diterapkan dalam rangka mengubah kedhaliman menjadi keadilan di
tengah-tengah umat manusia. Pemuda harus sadar akan hal ini, karena peran
pemuda adalah “Agen Of change” yang dapat merubah kondisi yang bobrok
ini ke arah yang lebih baik. Pemuda dengan kesadarannya akan takwa kepada
Allah SWT harus mempunyai peran besar di tengah-tengah masyarakat, melakukan
edukasi yaitu melakukan opini umum pada masyarakat, hingga melakukan
agregasi atau membentuk persepsi-persepsi yang sama di tengah masyarakat dan
membentuk kesadaran mereka, dan terakhir artikulasi, membentuk perubahan menuju
indonesia lebih baik dengan syariah.