Rabu, 09 Januari 2013

riayaah suunil umah



Islam adalah sebuah sistem unik yang diwahyukan Allah SWT yang menyediakan kebutuhan baik bagi individu dan masyarakat. Allah sebagai sang Khaliq – Sang Pencipta dari semua yang ada – akan jelas tahu apa yang terbaik untuk kita. Dengan pengetahuan Nya yang tak terbatas, sistem-Nya akan dapat memberikan solusi untuk masalah manusia yang telah atau akan hadapi. Berkaitan dengan pemerintahan, Khalifah dipercayakan dalam menerapkan hukum-hukum Allah. Khalifah secara langsung bertanggung jawab sebelum Allah SWT, untuk setiap masalah yang mempengaruhi warga negara yang ada di dalam Negara Islam.
Rasulullah SAW bersabda, "Dia yang berkuasa atas lebih dari sepuluh orang akan membawa belenggu pada hari kiamat sampai keadilan melonggarkan rantainya atau tindakan tiraninya membawa dia kepada kehancuran." [Tirmidzi]
Penguasa tidak hanya perlu menanggapi orang-orang di bawah perawatan tetapi juga harus menjawab kepada otoritas yang lebih tinggi, Malik-al-Mulk (Penguasa dari segala Kedaulatan). Dengan demikian, penguasa harus memenuhi kewajiban yang diletakkan di atas dirinya karena hal ini tidak hanya merupakan mandat dari negara, tetapi adalah hukum Allah SWT. Oleh karena itu Khalifah harus peduli bagi setiap kebutuhan warga negara dan memastikan bahwa mereka tidak menghadapi kesulitan yang tidak pantas seperti kurangnya akses ke pelayanan kesehatan atau bahkan menunggu dengan sangat lama untuk mendapat perawatan.
Rasulullah SAW bersabda: "Siapa pun yang mengepalai salah satu urusan kaum muslimin dan tetap menjauhkan diri dari mereka dan tidak membayar dengan perhatian pada kebutuhan dan kemiskinan mereka, Allah akan tetap jauh dari dirinya pada hari kiamat…. "[Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim]
Hadis di atas jelas menunjukkan beratnya tanggungjawab orang yang berkuasa. Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi Khalifah, ia terlihat agak murung. Salah seorang pembantunya bertanya mengapa dia begitu sedih dan khawatir. Umar menjawab, "Siapa pun yang berada di bawah tanggung jawabku; aku harus menyampaikan dan memberikan kepada mereka semua hak-hak mereka, apakah mereka menuntut atau tidak akan hak-hak mereka."
Perawatan bagi orang-orang yang berada di bawah otoritas negara tidak dinilai berdasarkan anggaran tahunan atau aspirasi politik melainkan didasarkan pada hak-hak yang diberikan kepada mereka oleh Allah SWT. Hal ini mewajibkan Khalifah untuk menyediakan hak-hak mereka dengan sangat hati-hati dengan kepedulian yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki dirinya, apakah warga negara menyadari hak itu atau tidak, dan apakah mereka telah meminta untuk itu atau tidak.
Kesehatan dalam Khilafah
Nabi SAW bersabda: "Setiap dari kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab untuk orang-orang yang dipimpin. Jadi, penguasa adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya." [Bukhari & Muslim]
Imam bertanggung jawab untuk mengelola urusan-urusan rakyat. Salah satu kebutuhan dasar adalah bahwa Khilafah harus menyediakan layanan kesehatan. Ketika Rasulullah SAW sebagai kepala negara di Madinah diberikan seorang dokter sebagai hadiah, ia tugaskan dokter tersebut ke umat Islam. Kenyataan bahwa Rasulullah SAW menerima hadiah dan dia tidak menggunakannya, bahkan dia menugaskan dokter itu kepada kaum muslimin, dan hal ini adalah bukti bahwa kesehatan adalah salah satu kepentingan umat Islam.
Karena negara berkewajiban untuk membelanjakan anggaran negara pada penyediaan sistem kesehatan gratis untuk semua orang, maka Baitul-Mal harus menyusun anggaran untuk kesehatan. Jika dana yang tersedia tidak mencukupi maka pajak kekayaan akan dikenakan pada umat Islam untuk memenuhi defisit anggaran.
Berbeda dengan sistem kapitalis, sistem Islam memandang penyediaan kesehatan kepada warga negaranya dari perspektif manusia dan bukan aspek ekonomi. Ini berarti bahwa pemimpin Negara Islam terlihat untuk menyediakan sarana kesehatan yang memadai dan berkualitas baik kepada rakyat, bukan demi memiliki tenaga kerja yang sehat yang dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian tetapi demi memenuhi tugasnya mengurus kebutuhan orang-orang dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Kedokteran keunggulan dalam sejarah Islam
Ketika Islam diterapkan sebagai sebuah sistem lengkap, Islam menyediakan sarana untuk berprestasi di segala bidang seperti ilmu pengetahuan dan teknologi. Di masa lalu, individu di bawah Khilafah membuat kontribusi yang luar biasa untuk bidang medis.
Khilafah pada masa itu menyediakan banyak rumah sakit kelas satu dan dokter di beberapa kota: Baghdad, Damaskus, Kairo, Yerusalem, Alexandria, Cordova, Samarkand dan banyak lagi. Kota Baghdad sendiri memiliki enam puluh rumah sakit dengan pasien rawat inap dan pasien rawat jalan dan memiliki lebih dari 1.000 dokter.
Rumah sakit umum seperti Bimaristan al-Mansuri, didirikan di Kairo pada tahun 1283, mampu mengakomodasi 8.000 pasien. Ada dua petugas untuk setiap pasien yang melakukan segala sesuatu untuk diri pasien agar mendapatkan kenyamanan dan kemudahan dan setiap pasien mendapat ruang tidur dan tempat makan sendiri. Para pasien baik rawat inap maupun rawat jalan di beri makanan dan obat-obatan secara gratis.
Ada apotik dan klinik berjalan untuk perawatan medis bagi orang-orang cacat dan mereka yang tinggal di desa-desa. Khalifah, Al-Muqtadir Billah, memerintahkan bahwa setiap unit apotik dan klinik berjalan harus mengunjungi setiap desa dan tetap di sana selama beberapa hari sebelum pindah ke desa berikutnya.
Dari catatan sejarah di atas, kita melihat bahwa ketika Penguasa benar-benar menerapkan aturan Allah SWT, barulah saat itu masyarakat akan benar-benar berkembang dan berhasil. Namun, penting untuk diingat bahwa kemajuan materi tidak menyamakan dengan kesuksesan sejati – mencari keridhaan Allah SWT.
Bagi khalifah hal tersebut bukan hanya tentang bagaimana menyediakan pelayanan medis, melainkan untuk memenuhi kebutuhan warga yang dirinya dipercayakan untuk bertanggung jawab atas mereka.

Minggu, 06 Januari 2013

pengemban dakwah pantang menyerah

Ada kalanya kita sebagai pengemban dakwah selalu dihujani dengan berbagai tindak penolakan dakwah
Karena peluang hasil dari suatu kerja dakwah antara diterima dan ditolak
ada kalanya kita tak selalu menyiapkan penolakan tersebut
Apakah selalu ada hasrat berharap menuntut pada objek dakwah agar mereka menerima apa yang kita sampaikan?

Maka bersiaplah untuk merangkul kekecewaan karena buah tuntutan dan harapan pada manusia
Menataplah kedepan bahwa tumpuan dan harapan itu bukan kepada manusia dan cukuplah hanya kepada Allah. Karena Allah yang Maha Membolak Balikkan hati manusia
Maka siapkan "resiko penolakan" niscaya dakwah itu begitu nikmat dan seru

Memang bukan perkara yang mudah
Mamang ini perihal yang sulit. Namun sulit bukan berarti kita tidak bisa.
Lantangkan bahwa kita "Pasti Bisa!"

Karena setiap usaha untuk membangun tegaknya Syariah dan Khilafah selalu ada pundi-pundi pahala menawan
Wajar jika akan selalu dihadang oleh beribu tantangan dan rintangan
Karena kita pengemban mabda' Islam, maka kita tak akan mundur!
Karena kita Yakin akan janji Allah, maka kita tak akan kendur!

Mari melangkah menyeru kepada Islam Kaffah
Mari berlari untuk menyibak kemungkaran sistem jahiliyah

Khilafah tinggal permasalahan waktu
Berjuanglah menjemput INDAHnya hidup dalam naungan Khilafah yang insyallah keberkahannya akan menaburi dari langit dan bumi. Allahuakbar!

ingatlah masih ada allah

Saat kita melangkah terkadang dihadang oleh ujian masalah yang terasa berat hingga membuat kita menangis...

Tak mudah memang menghadapi cobaan yang mendera, namun akan terasa indah tatkala kita mampu menumbuhkan kesabaran dan memupuk rasa syukur karena menyadari bahwa itu bagian dari cara Allah memberikan kebeningan dan kemuliaan jiwa dalam kehidupan kita...

Barangkali juga Allah ingin agar kita kembali merajut benang keimanan yang sempat terkoyak karena menyimpang dari nilai keikhlasan...

Oleh karena itu, bangkitlah...

Apapun masalahmu jangan pernah menyerah...

Sesungguhnya akan ada jalan keluar yang terindah...

Sesungguhnya badai akan berlalu...

Mentari pun akan bersinar...

Dan ingatlah ada Allah yang kan selalu menyertai setiap langkah kita...

Semoga Allah melimpahkan mutiara kesabaran dan keikhlasan dalam kehidupan kita, aamiin...